Sentani Kawattimur- Perambah hutan merupakan salah satu faktor mempercepat terjadi bencana alam seperti, banjir bandang dan banjir. Tak hanya faktor lain juga ikut berpengaruh didalamnya.
“Makanya perlindungan yang dilakukan guna mengantisipasi terjadinya bencana tak boleh hanya dilakukan diatas tanah saja namun dibawah tanah juga ikut dalam arti, ditemukan patahan-patahan dibawah tanah ketika terjadinya banjir bandang di Sentani beberapa waktu lalu,” kata Kepala Seksi perencanaan, perlindungan dan pengawetan BKSDA Provinsi Papua, Lusiana Diah kepada wartawan disela-sela kegiatan pengelolaan hutan Cycloop yang bekerjasama dengan Usaid lestari dengan Balai Konservasi Sumber Alam,(BKSDA) Provinsi Papua di salah satu hotel di Sentani, Selasa tanggal 2 April 2019.
Patahan itu disebabkan,terangnya terjadi gempa. Dimana, sebelum kejadian banjir bandang sudah beberapa kali terjadi gempa. Akibatnya, terjadi perubahan struktur didalam tanah ditambah tingginya intensitas air hujan dan akhirnya menimbulkan banji bandang. Apalagi kalau dlihat dari material yang dibawa kebanyakan tanah berpasir,” ujarnya.
Masih katanya, longsoran yang terjadi itu dikarenakan daerah tangkapan aliran airnya sangat besar dan itu tidak mampu menampung dan akhirnya terjadinya longsoran tanah, ibarat seperti,spon yang sudah jenuh dan tak bisa lagi menyerap dan akhirnya keluarlah debit air dari spon tersebut. Terlebih jika tidak ada pembatas 80 persen maka longsor tanah tidak bisa dihindari. Sehingga perlu dilakukan rehabilitasi hutan terlebih dibagian struktur tanah pasir dan mudah longsor,”katanya.(tom)