PB PON Butuh 30 Ribu Noken, Yunus Wonda Minta Puncak Jaya Sediakan 10 Ribu

Ketua Harian PB PON Papua, Dr Yunus Wonda

PUNCAK JAYA (KT) – PB PON meminta mama-mama di Pegunungan Tengah Papua untuk menyediakan sekitar 30 ribu Noken asli. Permintaan ini menyusul kebutuhan PON 2020 yang menjadikan Noken sebagai salah satu Ikon PON termasuk souvenir bagi para peserta maupun tamu yang akan menghadiri hajatan Nasional PON 2020 di Papua.

“Kita butuh 30 ribu Noken, sehingga sedari sekarang kami himbau mama-mama di wilayah Pegunungan Tengah, Meepago dan Lapago untuk mulai memganyam Noken asli Papua,” kata Ketua Harian PB PON Papua, Dr Yunus Wonda kepada wartawan di Illu, Kabupaten Puncak Jaya, Minggu (14/4/2019).

Yunus menjelaskan sebagai salah satu Icon untuk PON Papua, Noken asli yang terbuat serat pohon ini perlahan mulai menghilang, lantaran munculnya bahan baku yang mudah di dapat seperti benang. Untuk itulah dengan moment PON 2020 yang dipercayakan Papua sebagai tuan rumah, maka PB PON akan membangkitkan kerajinan khas masyarakat Papua ini untuk di kembangkan, dan pastinya dari sisi perekonomian akan sangat menguntungkan.

” Noken asli ini kan punya makna, inilah yang akan kami angkat kembali, kedepan para tamu PON akan menggunakan Noken, sehingga sejak sekarang kami minta mama-mama untuk mengayam dan noken-noken ini akan kami beli,” jelasnya.

Yunus sendiri saat bertemu masyarakat sehari sebelumnya di Kampung Gubume Distrik Illu, meminta masyarakat menyediakan 5000 noken asli Papua buatan serat kayu, hal yang sama juga di minta di Distrik Mulia sebanyak 5000 noken. Permintaan itu, kata Yunus, didasari dari pembuatan Noken asli yang lebih banyak dari wilayah Puncak Jaya, Puncak Papua dan Lanny Jaya.

“Ya memang saya menyampaikan langsung kepada masyarakat di Puncak Jaya menyediakan 10 ribu Noken asli Papua, karena potensi Noken Asli ini memang lebih banyak dari wilayah ini, jadi kita mulai sosialisasi dari sekarang agar mama-mama ini mulai terpacu untuk membuat noken dari sekarang, intinya diluar dari nilai ekonomisnya, permintaan ini juga sebagai kebangkitan bagi kearifan lokal masyarakat yang ada di daerah khususnya mengayam noken,” jelasnya

Meski demikian, kata Yunus Wonda, Noken benang buatan mama-mama di wilayah Tabi juga akan tetap di gunakan, karena noken anyaman benang ini dapat di buat dengan berbagai bentuk grafik. ” Semua akan kami beli, tapi kami berharap Noken asli Papua Tengah juga harus ada karena itulah khas daerah kita, Noken ini harus di lestarikan, sebab kalau kerajinan khas ini hilang, maka anak cucu kita nanti tidak akan pernah tau sejarah hidupnya dari mana, ciri khas daerahnya,” jelasnya. (TA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *