Jayapura, (KT) – Focus Group Discussion dalam rangka merajut kedamaian di Papua dengan tema Memperkuat Keterpaduan Antar Elemen Masyarakat dalam Melawan Berita Hoax Guna Menjaga Kedamaian di Tanah Papua, digelar di Maleo Ballroom Hotel Grand Allison Sentani Selasa (1/10/2019).
Hadir dalam kegiatan:
Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw, Kasdam XVII/Cendrawasih Brigjen TNI Irham Waroihan, S.Sos, Dir Bintibmas Korb Binmas Baharkam Polri Brigjen Pol Drs. Edi Setio, Danlanud Silas Papare Marsma TNI Ir. Tri Bowo Budi Santoso, M.M., M.Tr (Han), Dirbinpotmas Baharkam Polri Brigjen Pol Drs. Ricky, Danlantamal X Brigjen TNI (Mar) Nurri Andreanis Djatmika, Kadislog Lanud Silas Papare Kolonel Tek Nur Hasyim, Kapolres Jayapura AKBP Vicktor Dean Mackbon, Dansecata Rindam XVII/Cendrawasih Letkol Inf Yoga, Kakansar Jayapura I Putu Arga, Dandim 1701/Jayapura Kolonel Inf Jerry Harapan Tua Simatupang, Bupati Kabupaten Jayapura Mathius Awoitauw, Ketua MUI Kabupaten Jayapura Drs., H. Makmum Rosidi, M.Pd, Kalapas Narkotika Kelas II Jayapura Bapak Basuki Wijoyo, Kepala BNN Kabupaten Jayapura Arianto, Wakil Ketua Rektor III USTJ Isak Rumbara, Ketua Dewan Adat Suku Sentani Demas Tokoro,Serta para pelajar, tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Kegiatan dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan Doa pembuka.
Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw dalam sambutannya mengatakan, kegiatan diskusi sangat relevan dan semoga para hadirin dapat mengikuti kegiatan secara seksama, situasi saat ini sangat luar biasa dampak dari kejadian dugaan tindakan rasis di Surabaya dan Malang serta penyebaran Hoax yang luar biasa hingga terjadinya exodus para mahasiswa asal Papua yang studi di luar Papua kembali ke Papua. “Kita selalu ikuti permasalahan apa yang sebenarnya terjadi di tanah Papua ini, termasuk mudahnya masyarakat percaya terhadap berita berita hoax dan menghiraukan pernyataan pernyataan dari pimpinan daerah. Saya lihat Gubernur dan para Bupati sudah sungguh sungguh menanggapi kejadian ini, namun hingga saat ini para mahasiswa exodus masih berada di tanah Papua, fenomena yang terjadi masyarakat selalu dibenturkan dengan adanya pemberitaan hoax hingga terjadi kericuhan,”ujar Kapolda.
Pada kesempatan itu Kapolda meminta agar apabila ada pemberitaan harap dikonfirmasi dulu kebenarannya. “Mari kita kerjasama dan rubah diri dari pola yang digunakan 4 tahun lalu, persoalan kaum muda Papua saat ini sudah tidak mempercayai orang tua saat ini, maka dengan itu para pemuda harus diakomodir karena sudah adanya perubahan sikap dari para pemuda Papua,”ucapnya.
Ketua DAS Sentani Bapak Demas Tokoro, S.Hum mengucapkan terima kasih kepada Bupati Jayapura yang menerapkan zona integritas yang sangat berpengaruh kepada stabilitas kemanan di Jayapura. Apabila ada yang melakukan tindakan anarkis di Sentani tidak akan ditoleransi, akan diusir dari Kabupaten Jayapura, mari bangun Indonesia yang nyaman, aman dan harmonis.

“Saran kami kepada Bupati untuk mendata para mahasiswa yang kembali ke Papua, dan saran saya para mahasiswa jangan dikumpulkan pada satu tempat hingga menimbulkan paham paham yang akan menimbulkan konflik di kemudian hari. Terkait hoax saya tidak setuju dan penyebar hoax harus ditindak tegas agar tidak menimbulkan konflik konflik berkepanjangan,”ucapnya.
Wakil Rektor USTJ Isak Rumbara menyatakan, sepakat bahwa Nusantara adalah kita semua, ada persoalan yang menjadi problem yang dapat meledak apabila di picu dan apabila ada demo sedikit bisa timbul kericuhan, kesenjangan pun menjadi faktor ketidakstabilan di Papua.
Solusi dari kejadian ini adalah satu rasa mulai dari penyampaian ke masyarakat silahkan disampaikan. Menolak pernyataan yang subjektif dari sekelompok pihak yang ingin menimbulkan kericuhan. Ekonomi kerakyatan mulai tidak baik dan timbulnya pelampiasan dari fenomena ini, maka dari itu mari kita jaga sinergitas untuk membangun Papua, dan cegah penyebaran Hoax.
Ketua BEM Uncen Maikel John Yarisito mengatakan, pemuda adalah tulang punggung Negara dan Bangsa, Bangsa ini mau tegak atau bungkuk tergantung dari pemudanya, “Kalau pemuda suka demo tidak masalah asal demonya tidak brutal. Kedepan kompetisi berbanding lurus dengan kompetensi, maka bangun kompetensi yang baik guna dapat bersaing dunia luar, kami sudah bangun Mavindo untuk memberikan edukasi kepada peserta agar memberikan pemahaman anti hoax,”ucapnya.
Semua sering terjebak hoax karena faktor literasi yang rendah kebanyakan anak anak sekarang hanya membaca Judul saja tanpa memahami isi dari berita, kemudian perhatik detail visual jangan buat Indonesia rusak hanya karena malas membaca, dan manfaatkan karunia akal yang diberikan Tuhan, tanah ini tanah damai tanah ini perlu Tuhan.
Indriatno Banyuindri mengungkapkan, 130 juta pengguna Internet di Indonesia, banyak orang indonesia tidak bijak dalam membaca dan tidak tuntas dalam membaca hingga menyampaikan berita hanya sepotong, ada istilah hoax yang namanya satir yang bertujuan membuat tertawa kepada yang disampaikan.
Dampak dari hoax dapat menimbulkan kecemasan dan kericuhan, ada 5 cara untuk mengenali hoax, cari di fakta.id, crosscheck ke Mavindo, setiap platform ada aturan mainnya dan Indonesia pun ada peraturan yang mengatur penyebaran Hoax. Apabila bapak ibu menemukan konten hoax atau pornografi segera laporkan ke Kominfo (aduankonten.co.id). Selalu saring sebelum sharing, apa benar, apa bermanfaat, dan cek ulang.