Wamena (KT) – Kapolda Papua, Paulus Waterpauw menyebutkan, oknum pelaku penikaman yang saat ini masih dalam pengejaran Kepolisian Polres Jayawijaya, merupakan pelaku kerusuhan 23 September 2019 lalu.
Hal itu disampaikan, Minggu (13/9/2019) saat melakukan pertemuan bersama di Aula Rapat Kodim 1702 Jayawijaya, dimana dalam pertemuan itu hadir juga Pangdam VII Trikora dan Bupati Kabupaten Jayawijaya serta unsur pimpinan Fokopimda Kabupaten Jayawijaya.
Dalam kesempatan itu, Kapolda menyampaikan turut berduka yang mendalam kepada keluarga korban dan menyayangkan kejadian yang terjadi.
“Hari ini kita hadir karena kejadian kemarin yang sesungguhnya kita sudah sepakat dan menyatakan ke semua pihak bahwa Wamena dalam keadaan aman dan kondusif tapi kenyataannya sampai dengan kemarin masih terjadi kekerasan, Yang merupakan tindakan oknum-oknum tidak bertanggungjawab,” kata Kapolda Papua.
Kehadirannya bersama Pangdam ke Kabupaten Jayawijaya bertujuan untuk membahas dan menggali cepat persoalan yang terjadi, sehingga para pelaku-pelaku kerusuhan 23 September lalu dapat tangkap dan diadili seberat-beratnya.
“Kami sudah dapat banyak info yang menuju ke perbuatan melawan hukum dari beberapa bahkan kelompok orang, tapi kita atas Negara akan bertindak tegas melawan setiap tindakan keji,” kata Kapolda Papua.
Dirinya berjanji, akan segera melakukan pengungkapkan setiap pelaku-pelaku kerusuhan dan juga pelaku penikaman dengan turun kelapangan.
Untuk penambahan perkuatan aparat keamanan di Wamena, Kapolda memastikan, kekuatan aparat saat ini cukup besar baik TNI maupun Polri.
Upaya yang akan dilakukannya bersama Pangdam mau tempatkan pos-pos dengan kekuatan yang signifikan kemudian kita lakukan razia-razia dan patroli-patroli skala besar.
Diakuinya, adanya kecolongan sehingga ada kejadian yang terjadi, menjadi evaluasi bersama Kepolisian dan TNI yang bertugas di Wamena, namun yang pasti dalam melakukan penindakan dilapangan, piihaknya sudah tidak membicarakan konsepsi lagi tapi langsung operasional dalam melakukan penindakan hukum.
“Kami akan lakuan razia terdapat pihak yang membawa senjata tajam dan lainnya dan juga saya harap dengan sangat warga masyarakat stop dan tidak membawa senjata tajam dari pada saudara kecewa karena kita akan proses itu,” kata Kapolda Papua
Dirinya berharap, masyarakat lokal maupun pendatang tidak boleh membawa senjata tajam ke dalam kota apalagi digunakan untuk berjaga-jaga dijalan, karena aka berdampak kepada praduga dari pihak yang lain.
“Serahkan pada kami aparat, kalau saudara-saudara punya informasi laporkan ke kami, nanti kami yang berurusan dengan mereka,” ajak Kapolda Papua.
Pagdam VIII Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asribab dalam kesempatanya menjelaskan, TNI hadir datang memberi penguatan kepada forkopimda dalam rangka menangani situasi yang terjadi sejak tanggal 23.
Ditegaskan Pagdam, setelah melakukan rapat, kami semua berkomitment untuk melakukan tindakan tegas kepada siapapun pelaku kejahatan.
“Kami tegas, tidak ada lagi lakukan tindakan perfentif tetapi kalau ada kejadian yang kita hadapi kita akan represif untuk agar situasi makin konfusif ke depan,” kata Pangdam.
Semetara itu, Bupati Kabupaten Jayawijaya, Jhon Richard Banua, SE.M.Si mengakui bahwa kejadian kemarin sangat disayangkan, namun karena terjadi di Wilayah Jayawijaya akan menjadi tanggungajawab pemerintah.
“Kami akan berkoordinasi terus dengan aparat TNI/Polri yang ada untuk bagaimana kita menjaminkan keamanan di wilayah Jayawijaya,” kata Bupati Banua.
Selain itu, Forkopimda juga berkomunikasi dengan tokoh gereja maupun tokoh masyarakat dengan kelompok yang lain agar bagaimana kita mencari solusi menjaga wilayah kita agar kondusif.
Terkait pembangunan dan penempatan POS Keamanan di Sebelah jembatan Wouma Wamena Jayawijaya, Bupati mengakui sudah di anggarkan di APBD terkait pembangunan pos keamanan.
“Kami sudah laporkan ke danrem untuk penempatan anggota. Proyek sudah masuk APBD dan sedang lelang, jadi tinggal pembangunan,” kata Bupati.(NP)