Timika, (KT)– Pagi yang biasanya tenang di Jalan SP II Jalur 3 berubah drastis menjadi mencekam pada Minggu (01/09/2024). Asap hitam tebal mengepul di angkasa, diiringi suara sirene yang meraung-raung dan teriakan panik warga. Lima rumah petak, tempat tinggal keluarga-keluarga dari berbagai suku seperti Bugis, Jawa, Tanimbar, dan Madura, dengan cepat dilalap api. Kebakaran hebat ini tak hanya menghancurkan harta benda, namun juga merenggut rasa aman yang selama ini mereka rasakan.
Bagi para korban, tragedi ini menyisakan luka yang dalam. Rumah-rumah yang menjadi saksi bisu dari kehidupan dan tempat berteduh kini hanya tersisa puing-puing yang hangus. Kehilangan ini lebih dari sekadar kerugian materi, ini adalah kehilangan tempat yang penuh kenangan dan sumber keamanan.
Namun, di tengah kepedihan dan duka, muncul harapan dalam bentuk solidaritas. Tim Maximus-Peggi, yang dikenal dengan komitmen sosial mereka, bergerak cepat menunjukkan kepedulian. Dengan semangat gotong royong, tim ini hadir memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh para korban kebakaran.
Arnolis Korawa, Penasehat Relawan Gladiator Papua, bersama timnya, datang langsung ke lokasi untuk menyerahkan bantuan berupa bahan makanan dan uang tunai. Bagi para korban, bantuan ini bukan sekadar materi, namun juga sebuah pesan kuat bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi musibah ini. “Bantuan ini adalah bentuk kepedulian kami untuk Bapak dan keluarga,” ujar Arnolis, dengan penuh empati saat menyerahkan bantuan. Sentuhan kemanusiaan dalam setiap kata dan tindakan mereka memberikan penghiburan di tengah bencana yang menimpa.
Prijanta, Penanggung Jawab Posko Musibah Kebakaran, yang mewakili para korban, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang mendalam atas bantuan yang diterima. “Kami sangat berterima kasih atas uluran tangan dari Maximus Tipagau dan timnya. Bantuan ini datang di saat kami sangat membutuhkannya,” ucap Prijanta dengan mata yang berkaca-kaca. Baginya, bantuan ini bukan hanya soal fisik, tapi juga simbol kekuatan masyarakat untuk saling mendukung di masa-masa sulit.
Kebakaran ini menjadi pengingat kuat bahwa di tengah cobaan, semangat kebersamaan dan kepedulian antar sesama masih sangat kuat. Bagi Tim Maximus-Peggi, memberikan bantuan bukan sekadar tanggung jawab, tetapi juga komitmen untuk selalu berada di sisi masyarakat saat mereka paling membutuhkannya. Kepedulian yang mereka tunjukkan diharapkan dapat meringankan beban para korban dan membantu mereka untuk bangkit kembali, membangun kehidupan yang lebih baik.
Selain bantuan materi, kehadiran Tim Maximus-Peggi membawa pesan penting tentang nilai solidaritas dan gotong royong dalam menghadapi cobaan. Meskipun luka akibat kebakaran ini mungkin tidak segera sembuh, semangat saling membantu dan membangun kembali memberikan harapan bahwa masa depan akan lebih cerah.
Kebakaran yang menghanguskan lima rumah di SP II ini menjadi bukti nyata bahwa di tengah kegelapan, selalu ada cahaya yang muncul dari rasa saling peduli dan kasih sayang antar sesama. Dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, para korban diyakini akan mampu bangkit dan melanjutkan hidup mereka dengan penuh semangat.