Tokoh Akademik Serukan Dukungan Publik untuk Satgas Damai Cartenz: “Papua Butuh Kedamaian, Bukan Kekerasan”

Jayapura, Papua, (KT)— Tokoh akademisi asal Papua, Dr. Alfius Aninam, S.Th., M.Pd., memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah-langkah tegas dan terukur yang dilakukan Satgas Operasi Damai Cartenz dalam menangani gangguan keamanan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Papua.

Dalam keterangannya yang disampaikan di Jayapura, Rabu (16/7/2025), Dr. Alfius menyatakan bahwa kehadiran Satgas Damai Cartenz adalah manifestasi dari kehadiran negara dalam melindungi masyarakat sipil dan menjamin rasa aman di tengah berbagai ancaman kekerasan.

“Kami melihat konsistensi Satgas Damai Cartenz sebagai bentuk nyata komitmen pemerintah dalam menjaga kedamaian dan menegakkan hukum di Tanah Papua. Ini bukan sekadar operasi keamanan, tetapi bagian dari pemulihan rasa aman masyarakat,” ujar Dr. Alfius.
Kekerasan Tidak Mewakili Jati Diri Orang Papua
Menurut Dr. Alfius, tindakan-tindakan kekerasan bersenjata yang dilakukan oleh KKB sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai luhur masyarakat Papua yang menjunjung tinggi perdamaian dan kehidupan komunal.

“Aksi kekerasan yang menyasar masyarakat sipil dan aparat keamanan jelas mencederai budaya kita. Ini bukan jalan menuju perubahan, melainkan jalan menuju kehancuran. Kami mengutuk keras segala bentuk tindakan kekerasan itu,” tegasnya.
Dukungan Moral dan Kultural untuk Satgas Damai Cartenz
Dr. Alfius menekankan bahwa penegakan hukum yang dilakukan oleh Satgas Damai Cartenz harus terus didukung oleh semua pihak, termasuk kalangan akademisi, tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat luas.

“Kami mendukung pendekatan hukum yang disertai kearifan lokal. Satgas tidak hanya hadir sebagai aparat, tetapi juga sebagai mitra masyarakat dalam menjaga kedamaian. Dukungan dari masyarakat sangat penting untuk keberhasilan misi ini,” tambahnya.
Ajakan Bersama untuk Menjaga Papua Tetap Aman
Lebih lanjut, Dr. Alfius mengajak seluruh elemen masyarakat Papua untuk bersatu menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah masing-masing. Ia menekankan pentingnya literasi damai di tengah gempuran provokasi dan disinformasi yang beredar di media sosial.

“Papua adalah tanah damai. Kita semua punya tanggung jawab moral untuk menjaganya. Jangan biarkan perbedaan pandangan dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin memecah-belah kita. Mari kembali ke meja dialog, bukan ke medan konflik,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *