Operasi SAR Pencarian dan Evakuasi Pesawat Twin Otter PK-CDC Diperpanjang Tiga Hari

Direktur Operasi Badan Pertolongan dan Pencarian Nasional, Brigjen TNI (Mar) Budi Purnomo.

TIMIKA (KT) – Direktur Operasi Badan Pertolongan dan Pencarian Nasional, Brigjen TNI (Mar) Budi Purnomo mengatakan, Operasi SAR dalam misi menemukan dan mengevakusi pesawat Twin Otter DHC6-400 dengan nomor registrasi PK-CDC milik PT Carpediem sudah habis, namun karena korban belum bisa di evakuasi Operasi SAR di tambah Tiga hari lagi.

“Ini hari ke tujuh, karena kita menemukan titik terang lagi, kita akan melaksanakan operasi tiga hari lagi kedepan,” katanya, saat diwawancara awak media di Terminal Bandara Mozes Kilangin Timika, Selasa (24/9/2019)

Dikatakannya, operasi SAR kembali dihentikan hari ini lantaran kondisi cuaca di lokasi yang menjadi titik duga jatuhnya pesawat, itu menghambat. Dimana, angin cukup kencang dan cuaca dengan cepat tertutup kabut tebal.

“Jadi memang kondisi cuaca disini yang menghambat operasi ini bisa berlangsung lama, sebentar (saja) sudah tertutup lagi. tadi kita mencoba mendarat angin cukup kuat, 30 knot, tidak lama kemudian awan sudah turun,” kata Budi.

Lanjut, besok, Rabu (25/9/2019), Tim SAR akan merencanakan lagi proses evakuasi untuk menemukan para korban berikut mencari benda-benda yang dianggap penting untuk digunakan dalam proses investigasi jatuhnya pesawat oleh tim KNKT.

Dimana, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Vertical Rescue Indonesia untuk membantu evakuasi lantaran posisi serpihan itu berada di tebing yang terjal, dan tidak ada tempat untuk pendaratan helicopter.

“Kita sudah menghubungi teman-teman yang memang sudah expert untuk pendakian gunung dinding tegak, dan helikopter hanya mampu dua orang saja untuk bisa melaksanakan evakuasi di dinding tegak. Besok kita akan melaksanakan perencanaan pagi-pagi, cuaca bagus kita coba (menuju lokasi)

Menurutnya, hanya dua orang pemanjat tebing dilibatkan lantaran helikopter yang disiapkan hanya mampu mengangkut dua penumpang untuk melakukan pendaratan pada kondisi tebing yang terbilang sangat ekstrim atau terjal.

“Jadi, nanti kita coba lihat apakah memungkinkan helikopternya mendarat di dinding tegak sekitar itu, menurunkan para pendaki ini untuk bisa mendekat sedekat mungkin dengan pesawat untuk bisa mengambil beberapa potongan pesawat, terutama rekaman penerbangan dengan rekaman suara,” ujarnya.

Sesuai informasi awal dari Basarnas bahwa teknis proses evakuasi akan dilakukan dengan membuat posko darurat di kampung Mamontaga, dari Mamontaga tim akan bergerak menuju kelokasi dengan menggunakan Helikopter, dan selanjutnya akan melakukan evakuasi, membawa korban dan barang yang di evakuasi ke Timika. (AWA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *