Wamena (KT) – Tahun 2020 adalah tahun terkahir pelaksanaan ujian Nasional (UN), karena pada tahun 2021 mendatang, tidak ada lagi pelaksanaan Ujian Nasional(UN).
Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Jayawijaya, melalui Sekretarisnya Bambang Budiandoyo menjelaskan, ujian nasional untuk tahun 2020 merupakan pelaksanaan ujian yang terakhir, karena ujian nasional tidak akan dilaksanakan pada tahun 2021.
Jelas Bambang, pelaksanaan UN bertujuan untuk memetakan kualitas atau mutu sekolah yang nanti dari hasil pemetaan itu akan di dapat informasi mengenai komponen mana yang harus kita perbaiki dari satuan pendidikan.
Sedangkan untuk tahun 2021, proses penilaian ujian nasional akan diganti dalam bentuk Assesment Kopetensi Minimum (AKM) dan survei karakter.
Penilaian AKM ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan mengenai dua hal, diantaranya penilaian literasi dan nomerasi.
Penilaian Pola Literasi itu berkaitan dengan bagaimana anak-anak didik kita menguasai konsep-konsep baik pola membaca dan menyimak, sedangkan Pola Nomerasi berkaitan dengan bagimana anak-anak dapat berhitung.
Sedangkan untuk Survei Karakter sendiri melingkupi tentang bagaimana sekolah menerapkan nilai gotong-royong, kerjasama dan toleransi.
Untuk pelaksanaan AKM, jelas Bambang, tidak dilaksanakan pada akhir tingkat seperti Ujian Nasional, namun pelaksanaan AKM akan dilaksanakan ditengah-tengah proses pembelajaran.
“Contohnya SD kelas IV akan dilaksanakan AKM dan survei karakter tadi untuk SMP kelas VIII dan untuk SMA/SMK kelas XI,” kata Bambang.
Diakui, ujian nasional bukan untuk menentukan kelulusan, namun hanya untuk pemetaan, tetapi Eksesnya justru ujian nasional ini membuat isu bahwa anak-anak terbeban, guru-guru tidak bisa menyalurkan kreatifitasnya, kemudian dianggap materi UN hanya menilai Aspek Kognitif saja.
Padahal, jelas Bambang, dalam Dunia pendidikan ada 3 aspek yang harus dinilai, diantaranya Aspek Kognitif, Aspek Efektif dan Aspek Sikomot, itu berarti dianggap bahwa pelaksanaan UN yang dilaksanakan pada tahun-tahun kemarin tidak mewakili maksud dari esensi pendidikan.
Lanjut Bambang, harus diketahui bersama, bahwa kedepannya pendidikan akan berbasis IT dan untuk hal ini kita tidak bisa pesimis.
untuk hal itu, dirinya telah meminta kepada pemerintah untuk dapat mendorong agar semua sekolah yang ada di dalam kota dan luar kota Wamena dapat memperoleh jaringan.
Karena keberadaan jaringan dan Komputer dapat digunakan sebagai sarana rumah belajar yang saat ini sudah disiapkan kementerian pendidikan dalam bentuk aplikasi.
“Disitu ada semua pembelajaranan dari semua mata pelajaran dan juga ada peningkatan kompetensi guru,” jelas Bambang.(NP)