Masjid Baitul Mustaghfirin[/caption]
Dari aspek sosial, mitigasi dampak sosial dalam pembangunan jalan tol merupakan satu hal yang harus dilakukan. Dengan demikian setiap permasalahan sosial yang ditemui di lapangan dapat diketahui lebih dini dan dicarikan solusinya yang memberikan keuntungan dan manfaat lebih besar bagi masyarakat lokal.
Salah satu contoh konkrit adalah dalam proses pengadaan lahan pada pembangunan Jalan Tol Batang-Semarang sepanjang 75 km, dimana terdapat Masjid Baitul Mustaghfirin yang berdiri pada jalur yang akan dilintasi ruas tol. Pendekatan sosial budaya dilakukan agar pembangunan tol dapat dilanjutkan seperti membangun masjid pengganti dalam pembebasan lahan Masjid Baitul Mustaghfirin sehingga tidak mengurangi hak-hak masyarakat dalam menjalankan ibadah.
Lokasi masjid pengganti berada sekitar 50 m ke arah Barat Laut dari masjid lama. Dengan rampungnya masjid baru tersebut, telah dilakukan pemindahan dan pemasangan kubah masjid oleh jamaah masjid bersama masyarakat dibantu pekerja proyek tol pada Jumat, 28 September 2018.
Bangunan masjid pengganti Baitul Mustaghfirin kini lebih besar dari masjid lama dari semula luasnya 235 m2 menjadi 251 m2, termasuk adanya ruang mengaji seluas 30 m2. Luas tanah semula 329 m2 kini menjadi dua kali lebih besar yakni 675 m2.
Masjid pengganti dilengkapi ruangan 6 m2 untuk gudang, ruang tamir, soundsystem, dan ruang remaja masjid. Terdapat tempat wudhu dengan lima kamar mandi serta halaman seluas 300 m2 sudah berupa paving block.
Menteri Basuki mengatakan Tol Batang – Semarang sepanjang yang merupakan bagian ruas Tol Trans Jawa yang ditargetkan rampung pada akhir tahun 2018. Dengan demikian arus mudik Lebaran tahun 2019 diharapkan akan menjadi lebih lancar. (ba)]]>
Mitigasi Dampak dalam Setiap Pembangunan Infrastruktur PUPR
