Mama-Mama Papua Diminta Jual Produk Harga Wajar

Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Koperasi (Perindakop) Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Jayapura meminta kepada mama-mama Papua khususnya untuk pengerajin noken maupun pengerajin aksesories lainnya yang ada di kota Jayapura untuk tidak menjual produknya terlalu mahal.

Jayapura-Kawattimur,Pemerintah kota Jayapura dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Koperasi (Perindakop) Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Jayapura meminta kepada  mama-mama Papua khususnya untuk pengerajin noken maupun pengerajin aksesories lainnya yang ada di kota Jayapura untuk tidak menjual produknya terlalu mahal.

Kabid UKM Dinas Perindakop kota Jayapura Susi mengatakan, berdasarkan hasil surveinya selama ini di pasaran maupun melalui media online sebagian besar mama-mama masih menjual barang hasil buatan tangan itu terlalu tinggi.

“Kalau bisa hasil kerajinan itu jangan dijual terlalu mahal, karena kan yang digunakan juga bahan alam yang ada di sekitar kota ini, kita juga harus bisa bersaing dengan harga pasar yang ada agar lebih mudah untuk dipasarkan,” jelas Susi saat hadir sebagai pemateri di kegiatan Workshop Mini Pameran yang dilaksanakan oleh Komunitas Warna Perempuan Kreatif Kota Jayapura Kamis (25/10) di SMK N II Jayapura.

Susi juga meminta pada para pengerajin tersebut agar selalu mengutamakan bahan baku yang berkearifan lokal (alami) selain biayanya lebih murah, cara pembuatannya lebih gampang juga akan mudah untuk dipasarkan karena sebagian besar pembeli yang datang dari luar Papua pasti lebih memilih bahan alami karena punya ciri khas tersendiri.

Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 akan segera terselenggra di Tanah Papua, menurut Susi ini kesempatan bagi para pengerajin-pengerajin tersebut untuk memasarkan produknya dan menjadikan kerajinan tangan khas Papua ini menjadi salah satu souvenir yang bisa dibawa pulang oleh para atlet yang berjumlah kurang lebih 14 ribu orang.

Menurutnya sudah harus dipersiapkan mulai dari sekarang. Pihaknya siap membantu mama-mama tersebut untuk melakukan pelatihan agar pembuatan noken maupun aksesoris lainnya lebih bagus, menarik dan layak untuk dipasarkan.

“Intinya harganya tidak boleh mahal-mahal, contohnya jepitan ini dijual Rp50.000 ini terlalu mahal Rp25.000 aja sudah bisa kok, kan bahannya dari sini juga dan buatnya juga tidak terlalu susah jadi harus bisa mengikuti harga pasar ya biar pemasarannya tidak sulit nanti,” imbuh Susi pada saat memperlihatkan aksesoris jenis ikan rambut dan gantungan kunci yang terbuat dari buah pinang kering. (Tan).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *