Pansus Kemanusiaan Papua Kunjungi Warga Pengungsi Asal Nduga

Ketua Pansus Saat Berfoto Bersama Para Pengungsi Asal Nduga Yang Sedang Membagikan Jatah Beras Kepada Warga Masyarakat

Wamena (KT) – Tim Pansus Kemanusiaan Papua dari DPRP Provinsi Papua melakukan kunjungan kerja atau Reses ke Lokasi Pengugsian asal Kabupaten Nduga yang ada di Weneroma Distrik Napua Kabupaten Jayawijaya.

Ketua Tim Pansus Kemanusiaan Papua, Seriana Wakerkwa menjelaskan, kunjungannya bersama Tim ke Lokasi Pengungsian Warga Asal Nduga di Weneroma tentunya ingin memastikan keberadaan warga pengungsi, sekaligu ingin memastikan kepada semua pihak yang ada bahwa Warga Pengungsi asal Kabupaten Nduga masih berada di lokasi pengungsian.

“Yang pertama saya ingin melihat keadaan keluarga di tempat ini, dan saya juga ingin memastikan bahwa pengungsi itu ada,” ungkap Seriana.

Tujuan terbentuknya Pansus Kemanusiaan bertujuan untuk mendata pengungsi dan melakukan klarifikasi terkait keberadaan pengungsi asal Kabupaten Nduga.

Tujuannya agar masyarakat mengetahui bahwa Pengungsi masih ada dan masih membutuhkan uluran tangan atau pertologan, baik dari sisi pendidikan, kesehatan dan bidang lainnya.

Tindaklanjut yang akan dilakukan, jelas Serina, sebagai keterwakilan rakyat, Pansus akan meindaklanjuti apa yang sudah dilihat.

“Kami akan kembali dan duduk dengan Tim yang ada guna membahas seperti apa kedepan dan juga kami akan duduk bersama stackholder yang berkaitan untuk melengkapi data Pansus,” kata Serina.

Pansus Kemanusiaan yang dibentuk tidak hanya untuk Kabupaten Nduga saja, melainkan akan berbicara juga tentang Intan Jaya dan Deiyai.

Terkait kunjungan DPR-RI ke Wamena, Anggota Pansus Kemanusiaan, Namantus Gwijangge memastikan Pansus Kemanusiaan tidak mengetahuinya, namun kedatangan Pansus Kemanusiaan ke Wamena bertujuan untuk memastikan keberadaan Pengungsi yang selama ini dikatakan tidak ada.

Diakuinya, dari kunjungan ke Wamena, dapat dipastikan bahwa Pengungsi asal Kabupaten Nduga di Jayawijaya masih ada.

“Setelah kami disini dan saya juga sama-sama ternyata pengungsi masih ada, saya pergi dan kembali untuk membuktikan bahwa pengungsi ada,” kata Namantus.

Dirinya menyebutkan, jika DPR-RI ingin mengunjungi Pengungsi, seharusnya datang ke lokasi dan setiap rumah yang menjadi tempat tumpangan para pengungsi asal Kabupaten Nduga.

“Tapi kan tidak ada, kami sesalkan saja itu terjadi walaupun ada punya niat dan pastikan ada kah tidak,” ungkap Namantus.

Dari data yang dikumpulkan selama di Wamena, Namantus mengakui, jumlah Pengungsi asal Kabupaten Nduga mencapai 5000 lebih pengungsi dan itu tersebar di Kabupaten Jayawijaya.

Sedangkan kebutuhan yang mendesak adalah kebutuhan akan pendidikan bagi anak-anak Pengungsi.
“Jangan ada miskomunikasi dengan relawan yang ada di Jayawijaya, kalau itu terjadi nanti kita korbankan anak-anak usia sekolah ini,” kata Namantus.

Diakui, dari data yang dikumpulkan, sejumlah anak kelas ujian masih ada di Kabupaten Jayawijaya atau tepatnya lokasi pengungsian.

“Ini yang berbahaya, kalau kunjungan DPR-RI itu bukan urusan kami, urusan kami itu mendata pendidikan, kesehatan dan makan para pengungsi,” ungkap Namantus.

Dirinya menilai, jika anak-anak usia sekolah masih ada ditempat pengungsian, itu berarti kita abaikan anak-anak usia sekolah yang ada di tempat Pengungsian terutama kelas 6 dan 3 SMP.

Tujuan utama Pansus, kata Namantus, ingin mendamaikan semua pihak yang berkaitan dengan masalah Pengungsi Nduga, karena harus dipahami bahwa kehadiran Pensus ke Wamena tidak memihak kepada siapaun, namun ingin mencari solusi dan jalan terbaik dengan melibatkan pihak terkait dalam upaya penyelesaian permasalahan yang terjadi di Kabupaten Nduga, khusus Pengungsi.(NP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *