SUPIORI (KT) – Debat Kandidat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Supiori diwarnai bentrok, karena pendukung dari kelima Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Calon Wakil Bupati di Supiori tidak terima ditegur oleh Kepolisian, jumat (23/10/2020) di Gedung Kesenian Supiori. Pasalnya, tegur yang dilakukan oleh Polisi dianggap kasar.
Teguran untuk menaati peraturan kesehatan COVID-19 tidak diindahkan masyarakat, alhasil Polisi dan masyarakat sempat ribut dan bersitegang diluar ruangan debat. Ia pun menjalaskan bersitegang tersebut dapat diredam dan tidak menimbulkan kegaduhan yang fatal.
Saat dikonfirmasi Kapolres Supiori AKBP I Made Budi Darma mengatakan, aksi itu terjadi lantaran pihaknya hendak meminta masa pendukung untuk mentaati protokol kesehatan lantaran tidak mengindahkan jarak demi mencegah penyebaran covid-19.
“Kami sudah sampaikan untuk tidak berkerumun, namun tidak dihindahkan bahkan masing-masing daari massa pendukung ini ngotot untuk melihat jalannya debat padahal sudah jelas bahwa kegiatan itu terbatas, sehingga terjadi cek-cok,”katanya.
Dari sisi lain, Anggota DPRD supiori Norlin Mamoribo mengungkapkan kekesalannya bahwa tidak seharusnya Polisi berlaku kasar kepada masyarakat. Polisi dapat memberitahu dengan baik dan pasti akan diterima oleh masyarakat.
“Tadi saya sempat kaget saat Polisi menegur kami untuk jangan berkerumunan di depan pintu, tapi tegurannya kasar sekali. Setidaknya, saya berharap Aparat Keamanan dapat menegur dengan baik dan dapat memberi rasa kenyamanan serta keamanan bagi kami, tanpa harus bertindak kasar dan menakti kami lagi,”ungkapnya. (Dfw)