JAYAPURA (KT) – Kirab Api Abadi PON XX Papua tahun 2021 hampir sampai di puncak perjalanannya, setelah melewati tujuh wilayah adat di Tanah Papua dan Papua Barat.
Rencananya penyalaan api PON XX Papua pada Kalderon akan menjadi salah satu sejarah tersendiri bagi Papua khususnya dalam rangkaian Opening Ceremony di Stadion Utama Lukas Enembe, Sabtu (2/10/2021) malam.
Lantas apa keistimewaan dan bagaimana perjalanan kirab Api PON XX Papua ? berikut ulasannya
Sumber api PON XX Papua diambil dari separator gas di PLTMG Stasion penampungan Umum (SPU) Pertamina, Klamono Kabupaten Sorong. Sumber ini menjadi pilihan utama PB PON Papua, setelah sebelumnya melakukan survey di berbagai titik lokasi yang ada di Papua dan Papua Barat.

“Pertimbangan PB PON, bahwa lokasi ini merupakan sumber titik penggalian minyak dan gas bumi pertama di Klamono pada tahun 1936. Memang sumber api dari sumur pertama sudah tidak mengeluarkan minyak, namun masih tersisa jejaknya. Sementara angguk pump lainnya masih beroperasi hingga saat ini,” kata Ketua Panitia Pengarah Kirab Api PON XX Papua, Carolus Bolly, SE MM saat ditemui wartawan disela kegiatan gebyar kirab Api PON XX Papua di pelataran gedung kantor Otonom, Kotaraja, Jumat malam.
Sebagaimana jadwalnya, Pengambilan api PON XX Papua dimulai pada 25 September 2021, yang diserahkan langsung Ibu Merry sebagai perwakilan masyarakat adat yang ada di wilayah Klamono, Kabupaten Sorong. ” Disinilan kirab PON XX Papua dimulai,” katanya.
Perjalanan kirab API PON XX Papua, kata Carolus, mengambil start dari Kabupaten Sorong menuju Kota Sorong Provinsi Papua Barat, yang sekaligus mewakili Wilayah Adat Doberai dan Bomberai.
Api abadi tersebut diterima oleh dua atlet legenda sepak bola nasional Ortizan Solossa dan Ronny Wabia serta atlet nasional asli Papua, Ortizan Solossa yang selanjutnya diarah menuju bandara DEO Kota Sorong, untuk diterbangkan ke Kabupaten Biak Numfor mewakili wilayah adat Saireri, selanjutnya ke Kabupaten Mimika mewakili Wilayah Adat Meepago, kemudian ke Kabupaten Jayawijaya mewakili Wilayah Adat Lapago, dan pada 29 September api abadi PON Papua tiba di Kabupaten Merauke sebagai perwakilan dari Wilayah Adat Animha, dan Jumat (1/10/2021) api abadi tersebut tiba di Kota dan Kabupaten Jayapura sebagai perwakilan wilayah Adat Tabi.
“Dengan demikian, kehadiran api abadi PON XX Papua malam ini sesungguhnya telah melengkapi tujuh wilayah adat atas tanah Papua. Kendati Papua Barat bukan penyelenggara PON tapi karena Api PON diambil dari perut bumi yang letaknya di Papua Barat, maka otomatis membuat Papua Barat pun terlibat dalam sejarah PON di Papua ini,” jelas Carolus.
Tentunya, kata Carolus perjalanan kirab Api Abadi PON XX Papua yang melintasi tujuh wilayah adat di Papua dan Papua Barat, memiliki makna tersendiri. Hal ini Menunjukkan gelora dan semangat yang sama.
“Bahwa rakyatPapua dari ujung barat hingga timur, selatan hingga utara dan seluruh wilayah adat di tanah Papua, bergelora, bersemangat dan Papua benar-benar siap menyelenggarakan PON XX Papua 2021,” katanya.
Jejak api abadi PON XX Papua di tujuh wilayah Adat Papua ini, kata Carolus menempuh perjalanan udara 3367 KM dan perjalanan darat 191,5 KM selama 7 hari. Bahkan akan menjadi sejarah pertama di Indonesia, adanya Kirab Danau Api abadi PON XX Papua dengan jarak tempuh 20 KM mengelilingi danau Sentani, Kabupaten Jayapura pada Sabtu (2/10/2021) sebelum api tersebut berakhir di Khalkote dan diarak masuk Stadion Utama Lukas Enembe.
Disamping itu, kata Carolus, sepanjang perjalanan kirab Api PON XX Papua khususnya kota tempat persinggahan api abadi meninggalkan lentera dan tingku api PON, agar menjadi kenangan dan sejarah bagi generasi berikutnya, bahwa daerah tersebut pernah menjadi tempat persinggahan Api PON.
“Kita tinggalkan tungku dan lentara api PON ini yang selanjutnya menjadi milik dari pemerintah dan masyarakat daerah setempat, tentu ini akan menjadi kenangan bagi anak cucu kita nanti, dan kami sudah minta agar kepala daerah untuk menyimpan dan merawat itu dengan baik, dan itu sangat disambut antusias kepala daerah setempat,” katanya.
Hal penting lainnya yang juga menjadi keistimewaan dan sejarah dalam pelaksanaan PON di Indonesia, kata Carolus, Api PON yang terdiri dari tungku, obor dan lentera yang digunakan dalam perjalanan kirab Api PON XX Papua merupakan buatan anak negeri.
“Selama sejarah pelaksanaannya, tiga unsur dalam Api PON berupa obor, tungku dan lentera dibuat dari luar negeri. Dan inilah menjadi Istimewa bagi Papua, sebab ini menjadi kali pertama ketiga unsur itu dirancang dan dibuat sendiri oleh tangan anak negeri, dan ini sangat istimewa karena tiga unsur ini menggunakan motif Papua yang tentunya memiliki makna tersendiri bagi Indonesia, khususnya Papua,” jelasnya.
Sekedar diketahui, Kirab Api PON Papua telah tiba di Kota Jayapura, Jumat (1/10/2021) pagi, yang selanjutnya diarak menuju Kantor Walikota Jayapura. Api PON diserahkan oleh Pesepak Bola andalan Papua, Boaz Solossa dan diterima langsung Walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano di depan Kantor Walikota. Selanjutnya Api tersebut diserakan kepada mantan pebulu tangkis nasional Taufik Hidayat yang didampingi Atlet Nasional pencak silat asal Papua Lilis Suriany Karubaba dan selanjutnya diarak keliling Kota Jayapura.
Hingga malam ini, Api abadi PON XX Papua telah berada di tiga lokasi, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Gedung Negara Dok V Papua. Api yang melambangkan Kobaran semangat dan simbol kehangatan dalam berkompetisi secara sportif di Indonesia inipun telah bawa oleh Boaz Solosa, Rafi Ahmad dan Lisa Rumbewas dan diterima Gubernur Papua, Lukas Enembe dalam gala dinner PON XX Papua di Gedung Negara, jumat malam. (TA)