Anggota DPRP Angkat Bicara, Pertanyakan Kelangkaan BBM di Jayawijaya

Antrian dan Pengisian BBM Pada Salah Satu Tempat Pengisian BBM di Wamena

Wamena (KT) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Utusan adat, Yakoba Lokbere angkat bicara dan mempertanyakan kejadian kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar maupun Pertalite dan juga harga BBM yang melambung tinggi di Kabupaten Jayawijaya.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Utusan adat, Yakoba Lokbere, saat ditemui di kediamannya, Senin (6/12/2021) menilai, jika di lihat dari persoalan penerbangan Kargo tujuan Jayapura ke Wamena selama ini berjalan lancar.

Sehingga perlu dipertanyakan kepada Pemerintah Kabupaten Jayawijaya dan juga DPRD Jayawijaya, kenapa sampai bisa terjadi kelangkaan BBM di Kabupaten Jayawijaya.

Menurutnya, kelangkaan BBM ini selalu terjadi pada saat jelang menyambut hari raya Natal, dan keluahan masyarakat terkait kelangkaan BBM ini sudah sampai kepada DPRP di Provinsi Papua.

Seharusnya, Yakoba Lokbere menyarankan, persoalan ini harus menjadi perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Jayawijaya dan juga DPRD Jayawijaya.

“Kalau secara jujur saya mau katakan bahwa penerbangan pesawat kargo Jayapura-Wamena lancar-lancar saja, kenapa sampai terjadi kelangkaan BBM menjelang natal dan keluhan-keluhan sudah sampai kepada kami di DPRP,” kata Yakoba Lokbere.

Sebagai Wakil Rakyat yang duduk di Provinsi, dirinya menilai belum adanya tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jayawijaya dan juga keterwakilan rakyat yang ada di kursi DPRD Kabupaten Jayawijaya.

Karena, dari laporan yang diterimanya dan juga sempat membeli sendiri dilapangan, harga Eceran BBM jenis Pertalite yang di jual di pinggir jalan Kabupaten Jayawijaya sudah mencapai 50 Ribu untuk satu liternya.

Sebenarnya, saran Yakoba Lokbere, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya bisa mengambil langkah Cepat, dengan menambah atau mendatangkan BBM Subsidi untuk Kabupaten Jayawijaya, sehingga tidak akan berdampak kepada kelangkaan dan juga tingginya harga BBM Eceran di pinggir jalan.

‘Artinya di sini ada subdisi, pemerintah bisa melakukan langkah yang mana mendatangkan BBM ini untuk mengurangi beban masyarkat, inikan hal yang harusnya diambil langkah oleh pemerintah daerah kita ini, pemerintah jangan terkesan sedang tertidur, seakan-akan mereka sedang tertidur, tidak melakukan langkah-langkah yang bisa menolong masyarakat menjelang tanggal Natal 25 desember,” kata Yakoba Lokbere.

Dijelaskan, terkait penertiban BBM di Kabupaten Jayawijaya, sebenarnya mejadi tugas yang harus dilakukan pemerintah daerah, dan juga oleh DPRD Kabupaten Jayawijaya.

Namun yang terjadi saat ini, Tugas Pemerintah Jayawijaya dan juga DPRD Kabupaten Jayawijaya patut dipertanyakan.

“Sekarang kapasitasnya Pemerintah dan DPRD ini fungsinya apa, mereka harus memantau, apalagi menjelang bulan suci ini mereka tugasnya memantau pengecer liar, atau orang-orang yang sedang memanfaatkan situasi ini, itu adalah tugas DPRD dan pemerintah untuk tertibkan,” ungkap Yakoba Lokbere.

Selaku perwakilan Rakyat di DPRP, dirinya berharap, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya bisa segera mengambil langkah Bijak untuk mengatasi persoalan yang terjadi, sehingga Kelangkaan BBM tidak terjadi dan tidak menjadi keluhan bagi masyarakat yang ada di Jayawijaya.

“Untuk menyelamatkan keresahan masyarakat harus ada tindakan nyata yang diambil, jangan terkesan bahwa sudah ada masalah di lapangan, masyarakat, dengan nilai satu liter BBM 50 ribu pemerintah sudah melihat tetapi seakan-akan tidak mengambil satu keputusan dan satu langkah apapun,” kata Yakoba Lokbere.

Dirinya sebagai wakil rakyat merasa resah dengan kejadian yang terjadi di Kabupaten Jayawijaya, apalagi situasinya terjadi menjelasng hari raya Natal 25 Desember 2021.

“Saya sebagai wakil rakyat, tidak mau rakyat saya ada di dalam kegelisaan, ada di dalam masalah-masalah yang mengganggu aktivitas mereka, mengganggu penjemputan tanggal 25 desember nanti,” kata Yakoba Lokbere.

Menurut Yakoba Lokbere, DPRP berada di tingkatan yang paling atas, sehingga dengan kejadian yang terjadi, sudah layak DPRP berbicara menggunakan funsi kontrol dan pengawasan mengenai bagaimana pengawasan dan solusi apa yang diambil dalam upaya menyelesaikan persoalan kelangkaan BBM di Jayawijaya.

Kata Yakoba Lokbere, jika hal kelangkaan BBM dapat diatasi oleh Pemerintah dan DPRD, tentunya keberslangsungan kehidupan masyarakat dari sisi ekonomi akan baik dan lancer.

Anggota DPRP PRoviinsi Papua, Yakoba Lokbere

“Jadi kalaupun ada pengecer liar atau orang yang memanfaatkan situasi ini dengan menargetkan harga di luar daripada harga normal, ini tugas daripada DPRD daerah dan pemerintah untuk memantau dan mengantisipasi masalah yang tidak kita harapkan terjadi,” kata Yakoba Lokbere.

Jika diambil perbandingan, Yakoba Lokbere menyebutkan, pemerintah Jayawijaya sebelumnya sudah tahu persis apa yang akan dilakukan dalam mengantisipasi kelangkaan BBM menjelang natal, karena pemerintah sebelumnya sudah menargetkan, menyediakan segala sesuatu menyangkut dengan BBM, supaya tidak terjadi hal-hal yang artinya bisa menimbulkan pergesekan yang mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat.

“Sebelumnya hal-hal seperti ini tidak pernah terjadi dan itu saya persis tahu, jadi hal ini tolong diserius dan diambil langkah segera,” kata Yakoba Lokbere.

Harap Yakoba Lokbere, Bulan Desember adalah bulan yang damai, dimana semua orang akan menyambut tanggal 25 Desember dengan hati yang tenang, damai, sehingga kejadian seperti hal-hal kecil ini, jangan sampai mengganggu aktivitas masyarakat.

Diceritakan Yakoba Lokbere, pada dua hari yang lalu, dirinya sendiri telah menjadi korban tingginya harga BBM di Wamena yang mencapai 50 ribu untuk satu liternya.

“Saya isi tiga liter, anak bua saya saksi, karena satu liter saya bayar 100 ribu. jadinya saya bayar tiga liter itu 300 ribu,” kata Yakoba Lokbere.

Jika harga ini terus diterapkan dan dimainkan oleh Oknum-Oknum pengencer, tentunya akan membuat resah masyarakat yang ingin membeli BBM Jenis Pertalite.

“Belum lagi masyarakat saya ekonomi lemah, kami di pegunungan ini kita harus mempertimbangkan karena masyarakat kita di sini ekonomi lemah dan mereka tidak punya penghasilan tetap, mungkin yang dari Lanny Jaya, Nduga dan Kabupaten lain yang ada juga kena imbasnya,” kata Yakoba Lokbere.

Seharusnya, Kabupaten Jayawijaya sebagai Kabupaten induk, dapat memberikan contoh untuk bisa mengatasi persoalan yang setiap tahunnya terus terjadi, namun yang saya nilai saat ini, Kabupaten Jayawijaya yang dianggap ibu kota saja sudah begitu, apalagi kabupaten lain.

Walapun belum dikonfirmasi, namun untuk mengatasi persoalan kelangkaan BBM di Kabupaten Jayawijaya, Bupati Kabupaten Jayawijaya telah memimpin rapat bersama Pengelola APMS yang ada di Kabupaten Jayawijaya bersama pihak-pihak terkait dan juga dinas terkait lainnya, di ruang rapat Kantor Otonom Weneule Huby Wamena, Senin (6/12/2021).

Sementara itu, salah satu Pengusaha BBM Industri, Hayatudin menjelasan, masalah kelangkaan BBM yang terjadi di Kabupaten Jayawijaya karena penerbangan.

“Dalam kondisi sekarang ini kelangkaan ini dari penerbangan saja, macam sekarang Tengker dibawah sudah masuk berarti barang sudah bisa kta sediakan, Cuma terkendalanya kita di penerbangan kita, jadi untuk harga sudah pas diharga itu,” kata Hayatudin, usai mengikuti rapat bersama yang dipimpin Bupati Kabupaten Jayawijaya, di ruang rapat Kantor Otonom Weneule Huby Wamena, Senin (6/12/2021).

Kata Hayatudin, kenaikan harga BBM di Wamena bisa berubah tergantung kenaikan harga timbangan, akibat terjadinya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak Pesat atau Avtur.

Selaku pengusaha, dirinya mengakui akan membantu Pemerintah dalam mendistribusikan BBM ke Wilayah Pegunungan, khususnya di Jayawijaya.(NP)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *