Mimpi dan Tekad Maximus Tipagau Membawa Harapan dan Kemajuan untuk Papua

Mimpi dan Tekad Maximus Tipagau Membawa Harapan dan Kemajuan untuk Papua

Kesan pertama yang terpancar dari sosok Maximus Tipagau adalah keenergikan dan ketulusan yang luar biasa. Sebagai pendiri Yayasan Somatua Papua, dia telah menjadi tulang punggung dalam upaya membawa perubahan positif bagi masyarakat Papua. Dengan semangatnya yang tak kenal lelah, Maximus memimpin yayasan ini dalam berbagai program penting, termasuk dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Mimpi dan Tekad Maximus Tipagau Membawa Harapan dan Kemajuan untuk Papua

Yayasan Somatua Papua: Menyentuh Hati, Membangun Masa Depan

Yayasan Somatua Papua bukan sekadar lembaga amal biasa. Ini adalah rumah bagi mimpi-mimpi besar untuk Papua. Di bawah kepemimpinan Maximus, yayasan ini telah menjadi tempat di mana ide-ide inovatif diwujudkan menjadi tindakan nyata. Mulai dari membangun sekolah-sekolah untuk anak-anak Papua yang berada di daerah terpencil, hingga menyediakan layanan kesehatan yang terjangkau bagi mereka yang membutuhkannya, yayasan ini telah membawa harapan bagi banyak orang.

Mengangkat Ekonomi Lokal melalui Pariwisata

Selain menjadi seorang filantropis yang gigih, Maximus juga dikenal sebagai seorang pengusaha yang sukses. Bisnisnya dalam travel pendakian ke Puncak Cartenz Papua telah menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi masyarakat lokal. Dengan mempromosikan keindahan alam Papua, termasuk keunikan Puncak Cartenz, Maximus telah membantu meningkatkan ekonomi lokal sambil memperkenalkan kekayaan budaya dan alam Papua kepada dunia.

Visi Masa Depan: Bersama-sama Menuju Kemajuan

Dalam obrolan ringan di sebuah kafe di Bandara Sentani Jayapura, Maximus Tipagau tidak hanya bercerita tentang prestasi masa lalunya, tetapi juga tentang visi masa depannya untuk Papua. Dia berbagi tentang tekadnya untuk terus berjuang demi kemajuan Papua, baik melalui yayasan maupun melalui usaha-usaha bisnis yang berkelanjutan. “Saya akan terus bermimpi lalu mewujudkannya, yakni Papua yang maju, serta selalu peduli dan berguna bagi semua orang,’’kata Maximus.

Namun untuk mewujudkan mimpinya selain melalui Yayasan Somatua yang kini sudah berjalan dan terus bergerak, dirinya juga menginginkan adanya ruang dan kewenangan yang luas, sehingga semua kegiatan yang dilaksanakan maksimal serta menyentuh seluruh lapisan Masyarakat tanpa terkecuali. “Hanya dengan akses dan kewenangan yang luas, semua bisa berjalan baik,’’ujarnya.

Maximus mengatakan, akses dan kewenangan hanya dimiliki oleh pemimpin di suatu daerah, sehingga, sehingga dirinya ingin menjadi salah seorang calon kepala daerah dalam Pilkada serentak tahun ini. “Saya ingin menjadi salah satu calon kepala daerah, dan tentu dengan dukungan rakyat, agar semua program untuk mensejahterakan rakyat berjalan maksimal,’’tuturnya.

Maximus mendirikan Yayasan Somatua tahun 2012 dengan program-program di bidang kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.

Sejak 2022 ia dipercaya menjadi tenaga ahli Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) John Wempi Wetipo.

Maximus pernah bekerja sebagai tukang kebun di Freeport selama 14 tahun. Lalu pada 2008, ia merintis usaha di bidang pariwisata dengan menjual paket pendakian ke Puncak Carstensz. Dalam usahanya di bidang travel, ia memberdayakan Suku Moni di Desa Ugimpa dengan menjadikan mereka menjadi porter atau melayani turis.

Lahir sebagai anak panglima perang Suku Moni di Kampung Bulapa, Distrik Ugapa, Intan Jaya, Maximus hanya mengecap pendidikan SD. Orangtuanya mendidik Maximus menjadi seorang pekerja keras. Kelas 4 SD, Maximus putus sekolah karena kedua orangtuanya meninggal.

Maximus kecil tanpa kedua orangtuanya kemudian mencari pekerjaan apapun untuk menghasilkan uang. Ia mengangkut tas geolog asing yang melakukan penelitian di desanya, menjadi porter di lapangan terbang, hingga mengangkut sayuran.

Bocah Maximus lalu melamar pekerjaan di Tembagapura, kawasan Freeport. Dengan berbagai strategi karena sering diusir security Perusahaan, ia kemudian mendapat pekerjaan sebagai tukang kebun, lalu memiliki hubungan akrab dengan para pejabat seperti direktur Perusahaan.

Setelah belasan tahun bekerja di Freeport, Maximus mulai berpikir untuk menekuni dunia usaha. Menyadari potensi pendakian Puncak Carstensz yang selama ini belum tergarap maksimal, ia merintis operator pendakian pada 2008 dengan modal gaji selama bekerja di Freeport. Ia menyediakan jasa pemandu, penyewaan peralatan pendakian, hingga penyediaan akomodasi.

Pada 2012, Maximus kemudian mendirikan Yayasan Somatua, organisasi nirlaba untuk memberdayakan masyarakat Papua. Yayasan ini menjalankan beberapa program, salah satunya program dokter terbang. Bekerja sama dengan Doctor Share, Yayasan Somatoa menerbangkan dokter-dokter ke daerah-daerah yang tidak punya akses kesehatan, seperti Intan Jaya, Papua. Biaya yang diperlukan untuk tiap dokter ditanggung secara swadaya. Di bidang pendidikan, Yayasan Somatoa mendirikan sekolah di desa serta membantu sarana belajar untuk anak-anak dan remaja di Papua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *