JAKARTA, (KT)– Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua nomor urut 2, Matius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen (MARI-YO), berhasil mencuri perhatian dalam debat publik ketiga yang berlangsung di Ballroom Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2024) malam.
Debat ini menjadi panggung terakhir bagi para kandidat untuk memaparkan visi, misi, dan program kerja mereka menjelang hari pemungutan suara pada 27 November 2024.
Matius Fakhiri, calon gubernur Papua, memaparkan solusi nyata untuk mengatasi sejumlah tantangan strategis, seperti penumpukan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan penurunan anggaran akibat pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB).
“Sebagai pemimpin di Papua pasca-pemekaran, langkah yang akan kami lakukan adalah menyusun strategi mitigasi belanja ASN agar tidak membebani fiskal daerah. Hal ini kami tempuh melalui koordinasi erat dengan pemerintah pusat,” ujar Fakhiri.
Ia juga menekankan pentingnya inovasi berkelanjutan dalam pembangunan Papua. “Kami akan mengoptimalkan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta untuk menciptakan inovasi baru yang mendukung pembangunan daerah. Selain itu, kami berkomitmen memanfaatkan potensi lokal, seperti energi mikro hidro, guna memenuhi kebutuhan energi berbasis kearifan lokal,” tambahnya, merujuk pada regulasi nasional seperti Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021 dan Permendagri Nomor 7 Tahun 2023.
Fokus pada Pemekaran dan Pelayanan Masyarakat
Terkait pemekaran wilayah, Fakhiri menegaskan bahwa tujuan utamanya adalah mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. “Pemekaran bukan soal pembagian kekuasaan, melainkan cara memastikan masyarakat menerima layanan optimal tanpa adanya praktik KKN. Inilah inti dari pemekaran yang harus menjadi prioritas kita,” tegasnya.
Harmoni dan Tata Kelola yang Bebas KKN
Calon Wakil Gubernur Aryoko Rumaropen menambahkan, tema debat kali ini selaras dengan visi mereka untuk mewujudkan Papua maju dan harmoni. “Kami ingin menciptakan tata kelola pemerintahan yang bebas dari KKN dengan memanfaatkan perencanaan terintegrasi serta sistem pengawasan dan evaluasi berbasis digital,” jelas Aryoko.
Ia juga memaparkan rencana pembangunan infrastruktur strategis seperti pelabuhan pesisir, bandara perintis, rumah sakit internasional, dan pasar tradisional modern. Selain itu, pasangan MARI-YO berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan unggul dan memperkuat ekonomi berbasis kearifan lokal, sebagai bagian dari implementasi Undang-Undang Otonomi Khusus.
“Visi dan misi kami mendukung agenda besar Presiden menuju Indonesia Emas 2045, sekaligus memastikan Papua menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan nasional,” ungkapnya.
Pesan Penutup yang Membekas
Di akhir debat, Matius Fakhiri menutup segmen dengan pesan yang penuh optimisme dan semangat persatuan. “Papua sebagai bagian dari NKRI harus mampu membuktikan kontribusi terbaiknya dalam memajukan wilayah dan menjalin harmoni dengan pemerintah pusat melalui implementasi program strategis,” ujarnya.
Sebagai penutup, Fakhiri mengajak masyarakat Papua untuk berpartisipasi dalam pemilu dan memilih pasangan nomor urut 2. “Tanggal 27 November 2024, mari kita bersama memilih pemimpin yang membawa Papua maju dan harmonis. Coblos nomor 2, MARI-YO!” ucapnya dengan semangat, diiringi lagu Kolam Susu dari Koes Plus yang dilantunkan untuk menutup debat dengan kesan mendalam.