JAYAPURA-Kawattimur, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika , wilayah lima jayapura, mengukui alat sensor gempa dan pendeteksi tsunami yang dimiliki BMKG, banyak yang tak berfungsi atau rusak dikarenkan tidak terkendala masalah biaya anggaran pemeliharan alat tersebut sehingga hanya beberapa saja yang berfungsi.
Sebanyak delapan belas alat sensor gempa dan pendeteksi tsunami milik badan meteorologi klimatologi dan geofisika, wilayah lima jayapura, yang berada di perairan laut jayapura kini tidak berfungsi ,namun hanya delapan unit alat yang masih berfungsi ,rusaknya alat tersebut di karenakan adanya pencurian yang dilakukan masyarakat terhadap alat pendeteksi gempa, seperti solar cell,perlengkapan lainnya/padahal sekeliling alat sensor sudah dibatasi dengan pagar.
Kepala Bidang Observasi BMKG wilayah jayapura, Budi Darmawan di Jayapura, Kamis (4/10), mengatakan pihaknya kesulitan, sebab dana pemeliharaan alat semakin tahun berkurang/,sehingga ada beberapa bagian daerah yang sensornya kurang berfungsi itu pun daerah yang sulit di jangkau.
“lokasi sensornya sangat berjauhan kadang alat itu banyak hilang atau di curi, kami mengharapkan pemerintah daerah mensuport kami terkait sensor-sensor yang ada maupun pendektesi sunami peralatan pemantaun gempa agar bisa mengurangi dampak gempa bumi dan resiko terjadinya sunami,” ungkapnya
Kendati demikian, BMKG tetap berusaha untuk memberi informasi secepat mungkin kepada masyarakat, bila terjadi gempa dan potensi tsunami di Papua, salah satu cara adalah bekerjasama dengan instansi terkait seperti bppd papua dan mengimbau kepada masyarakat untuk peduli dengan peralatan BMKG yang ada di daerahnya.
“Tolong dijaga,sebab ini berkaitan dengan keselamatan jiwa manusia, jika terjadi gempa dan potensi tsunami ,” pintanya. (al)