Jayapura-Kawattimur, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua (DPRP) komisi I Emus Gwijangge membantah adanya kasus penyanderaan dan kasus pemerkosaan terhadap guru dan tenaga medis di distrik Mapenduma Kabupaten Nduga yang dikabarkan belum lama ini.
“Sebagai anak putra asli Nduga saya membantah adanya kejadian penyanderaan itu, apalagi adanya kabar kalau ada kasus pemerkosaan, itu tidak benar saya sudah turun langsung kesana bertemu dengan Bupati dan Sekda serta masyarakat umum di distrik Mapenduma dan mereka juga tidak membenarkan adanya kejadian itu,” jelasnya kepada Wartawan saat ditemui diruang kerjanya Senin (29/10).
Untuk itu, ia meminta kepada semua pihak baik itu Pemerintah Provinsi, MRP, dan Lembaga manapun baik TNI/Polri untuk menanggapi kasus ini dengan bijak, artinya jangan percaya begitu saja karena menurutnya berita bohong ini merupakan skenario dari guru-guru setempat agar mereka di pindahkan ke kota lantaran susahnya jangkauan di daerah tersebut.
Emus mengakui, di Mapenduma sangat sulit untuk mendapatkan makan minum. Menurutnya ini juga menjadi salah satu faktor yang membuat para tenaga pendidik dan tenaga medis tidak betah untuk menjalankan tugasnya. Akan tetapi membuat berita tiak jelas ini bukan satu cara yang posistif karena kalau tidak betah bisa dicarikan jalan keluarnya bukan dengan cara membuat berita bohong yang akan membuat citra orang Nduga terlihat buruk di mata masyarakat.
Kembali ia tegaskan sebagai putera asli Nduga membantah keras adanya kejadian penyenderaan dan pemerkosaan di distrik Mapenduma. Karena menurutnya tidak mungkin masyarakat melakukan hal sekeji itu apalagi harus memperkosa tenaga pendidik dan tim medis yang sudah banyak membantu masyarakat dari sisi kesehatan dan pendidikan.
“Saya harap informasi untuk kasus pemerkosaan ini jangan di kembangkan, itu informasi yang hoaks (tidak benar). MRP juga harus tau ini kan mereka punya data saya minta data itu karena sampai sekarang saya juga belum melihat data yang jelas dari mereka, intinya itu berita tidak jelas karena masyarakat Nduga punya hati, saya tidak tau kalau suku lain, tapi kalau untuk di Kabupaten Nduga tidak ada,” tutupnya. (Tan).