Wamena, (KT) – Bupati Kabupaten Jayawijaya, Jhon Richard Banua, SE.M.Si menyebutkan, meninggalnya 18 Pasien asal Kabupaten Nduga di RSUD Wamena dalam satu bulan terakhir yang termuat dalam pemberitaan di media sangat tidak jelas.
Karena untuk permasalahan pelayanan pasien di RSUD Wamena yang menggunakan KPS tidak pernah ditolak oleh RSUD Wamena untuk dilayani, apalagi sampai pasien itu berasal dari Kabupaten Pemekaran di Pegunungan Tengah Papua.
“Sudah ditanggapi Direktur RSUD, karena selama masih ada KPS dari Provinsi ditahun 2020 itu tidak ada yang namanya pasien ditolak, jadi saya pikir ini pemberitaan yang ada-ada saja,” kata Bupati Banua, Jumat (22/1/2021) di Wamena.
Karena pemerintah Jayawijaya selama ini memberikan bantuan kepada pemerintah Nduga terkait pelayanan Pasien asal Nduga, terutama para pengsungsi Nduga yang ada di Wilayah Kabupaten Jayawijaya.
Seharusnya, kata Bupati Banua, Pemerintah Nduga datang dan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya terkait pasien yang ada dan datang untuk berobat ke RSUD Wamena, namun yang terjadi selama ini, pemerintah Nduga meninggalkan masyarakatnya sendiri di Wilayah Kabupaten Jayawijaya.
Selain itu, sampai saat ini belum ada bantuan dana dari Pemerintah Kabupaten Nduga kepada RSUD Wamena selaku Rumah Sakit Rujukan, padahal Pemerintah Kabupaten Jayawijaya telah berkoordinasi, namun belum ditanggapi.
Kabupaten yang selama ini aktif berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya ialah hanya Kabupaten Lanny Jaya yang menggunakan kartu Lanny Jaya sehat, sehingga pasien Lanny jaya selalu dilayani.
“Walapun saya pernah mengundang Bupati dan Kepala Dinas Kesehatan Nduga, tetapi tidak pernah berkoordinasi dengan Pemerintah Jayawijaya,” kata Bupati Banua.(NP)