Cerita Sopir Bus Selama PON XX Papua

Kardi sopir bus PON 20.6 plat polisi KP. 7237 BP - Tamrin Sinambela

JAYAPURA (KT) – Olahraga akbar empat tahunan, Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua ternyata membawa perubahan hidup dan peningkatan penghasilan bagi sopir-sopir. Apalagi, mereka yang direkrut sebagai sopir armada transportasi darat milik Kementerian Perhubungan.

Kadi adalah satu dari ratusan sopir bus yang direkrut. Bus yang  dikemudinya merupakan moda transportasi para kontingen dari setiap provinsi ke setiap venue.

Kardi mengemudi bus PON 20.6 plat polisi KP. 7237 BP itu, kepada wartawan mengungkapkan rasa senangnya karena diterima sebagai sopir bus PON, sejak 1 September 2021 sampai PON selesai.

Mengenakan kemeja biru tua bergambar maskot PON, yang berpadu dengan topi hitam, pria paruh baya ini tersenyum kepada wartawan ketika ditemui pekan lalu di venue tenis, Kota Jayapura.

Dia pun mulai mengilas balik pengalamannya. Ternyata Kardi pernah bekerja di sebuah perusahaan. Kemudian dia mengundurkan diri,  dan kini bergabung dengan sejumlah sopir PON Papua, setelah nganggur beberapa waktu.

“Dulunya saya menganggur setelah berhenti dari perusahaan. Tetapi, saat mendengar ada lowongan kerja untuk sopir angkutan bus di PON XX, saya mencobanya. Kemudian saya diterima, saya begitu senang,” katanya.

Dia bercerita, setiap pukul 4 subuh dia harus melayani kontingen menuju venue hingga tiba di terminal Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, sekitar pukul 10 malam. Meski star dari rumah di kawasan APO (American Post Office), Distrik Jayapura Utara, dengan menaiki motor menuju Entrop, dirinya harus bangun pukul 3 subuh. Meski bekerja hingga larut malam, dia malah bersyukur atas kesempatan memberikan pelayanan terbaik bagi peserta PON.

Honor sopir, lanjut Kardi, dihitung per hari sejak 1 September sampai selesai PON. Bersama kawan-kawan sopirnya, mereka mendapat honor Rp 300 ribu per hari.

Penghasilannya terhitung lumayan. Dari honor sebesar itu dia bisa menafkahi istri dan anak-anak dan menabung. Meski enggan menyebut anak-anak dan istri yang harus dinafkahinya, dia mengaku senang dengan penghasilan sebesar itu.

“Pokoknya senanglah jadi sopir bus PON Papua, saya bisa mendapat dan menambah penghasilan untuk keluarga,” katanya. (Humas PB PON Papua)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *