Wamena (KT) – Sebelum kejadian yang menimpa (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen, Almarhum sempat Chating atau berkomunikasi via telepon seluler dengan Ibu Kandungnnya, Susan Merani Rumaropen.
Namun semuanya tidak disangka, karena Chating seorang Ibu Kandung dan (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen merupakan komunikasi terakhir antara seorang Ibu dan Anak.
“Sebelum kejadian, sempat baku (Saling) Chat dengan anak saya katanya “Ma’saya lagi tunggu baju loreng untuk pakai 1 Juli”, saya lagi di Kotis lagi piket, katanya dia Piket di Kotis Brimob, Mama tidak kesini, nanti mama pulang acara mama singgah disitu,” ungkap Ibu Kandung (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen, Rabu (22/6/2022) di Kedimannya.
Setelah pulang acara keluarga, Susan menjelaskan, dirinya sempat menelpon dua kali (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen namun tidak diangkat, sehingga dirinya hanya mengirim pesan Whatsaap kepada kepada (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen.
“Karena tidak angkat telepon, saya WA, tapi masih Centang 1 saja, pas saya mau ganti baju tidur, ada yang telepon saya suara perempuan dengan nada menangis, mungkin suster yang kenal ka, tapi nanti saya cek,” ungkap Ibu Kandung (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen.
Setelah menerima telepon dari Rumah Sakit, Ibu Kandung (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen langsung bergerak menuju rumah sakit, dan setibanya disana Ibu Kandung (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen merasa terkejut dengan keadaan anaknya yang terbaring kaku tidak bernyawa.
Susan menyebutkan, menurut teman-teman (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen, saat diangkat dan ditandu dari tempat kejadian di Wilayah Distrik Napua, (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen sudah meninggal dunia.
Selaku Ibu Kandung (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen, Susan Merani Rumaropen menyampaikan terimakasih atas semua penyampaian turut berbelasungkawa kepada keluarga duka, dan berterimakasih atas ucapan dan doa-doa yang dipanjatkan kepada (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen.
Sebagai Ibu Kandung, Susan Merani Rumaropen merasa bangga anaknya bisa menggunakan Baju Brimob.
“Kalau Alamarhum ada dan saat melaksankan tugas kena apa ka, saya Ihklas, tetapi kematiannya ini sangat tidak manusiawi, sehingga saya sedih dan hancur, karena kenapa pergi dengan tidak wajar, sehingga hati ini tidak terima,” ungkap Ibu Kandung (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen.
Dirinya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang peduli dengan kasus yang menimpa (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen, dan dirinya berpesan kepada generasi muda Papua yang menjadi prajurit untuk lebih berhati-hati dan pandai menjaga diri dalam melaksanakan tugas dilapangan.
“Cukup kejadian ini menjadi contoh bagi yang lain, khususnya untuk Orang Papua dan khususnya untuk anak-anak Labewa, karena (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen adalah Labewa lahir dan besar di Wamena,” kata Ibu Kandung (Almarhum) Ananda Bripda Fernando Diego Rumaropen.(NP)